Akhir – akhir ini saya kembali menggemari buku dengan tema remaja, padahal beberapa tahun lalu buku dengan tema tersebut merupakan salah satu yang saya hindari. Kenapa? Entahlah, saya juga bingung. Begitu kak Citra Novy menggumumkan PO untuk buku terbarunya, Hello Mello, tidak butuh waktu yang lama bagi saya untuk memutuskan untuk ikut PO.
Judul : Hello Mello
Penulis : Citra Novy
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2020
Buku ini bercerita tentang Arin yang melihat Adra sebagai cowok paling ganteng, lucu dan bercahaya kayak karakter – karakter di Webtoon. Namun, sejak Jejen membacakan surat balasan untuk Adra di depan kelas, semua itu berubah, Arin jadi membenci Adra karena menolak cintanya.
Setelah tragedi itu, Adra jadi sering memperhatikan Arin. Awalnya dia kira karena perasaan bersalah namun tanpa dia sadari, dia telah menaruh perasaan pada Arin. Saat dia mulai mendekati Arin, Ganesh, sahabatnya mulai mendekati cewek itu juga.
Review
Saya tidak berhenti tertawa hingga meneteskan air mata saat membaca buku ini. Kata – kata dan kelakuan Adra dan gengnya lah yang menjadi penyebabnya, terutama Jejen yang super – super absurd.
Kenali gue lebih dalam, Ray. Karena ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka sekali dayung dua katak dalam tempurung yang ringan sama dijinjing.
Buku ini tidak hanya buku remaja dengan kisah cintanya saja, tetapi juga ada haru dan segala masalah di dalamnya. Mulai dari konflik antar teman, keluarga maupun orang tua, penerimaan terhadap masalah yang terjadi serta tentang cita – cita.
“Kenapa gue harus pinter akademik sih Dra? Buat gw itu kan susah. Jadi pinter itu kan susah, Dra. Jadi yang orang tua gue mau itu… susah.”
Ada bagian di buku ini yang membuat saya menangis yaitu dialog antara Arin dengan Ayahnya. Pada bagian ini saya suka sekali dengan bahasa Kak Citra yang mengurai masalah yang berat tetapi dibahas dengan cara yang ringan. Namu, hal itulah yang membuat saya semakin mengharu biru.
“Cepat banget rasanya, melihat kamu sudah sebesar ini. Papa jadi agak sedih, ternyata papa sudah tua.”
Ada satu kekurangan pada buku ini, kapal saya tidak berlayar. Sedih! Namun saya tetap puas karena saya bisa memahami alasan dibalik pilihan Arin dalam memilih.
Buku ini saya rekomendasikan untuk kamu yang mau membaca buku remaja yang penuh dengan tawa.
PS : Sesudah membaca buku ini saya langsung makan semangka