Penulis : Ayunita Kuraisy Penerbit : Elex Media Komputindo Tahun : 2021
Actually I’m a new reader for this story. Saya nggak mengikuti versi on going di platform online, tapi di grup sering banget direkomendasikan, karena penasaran saya baca beberapa bab, hasilnya? Tidak saya lanjutkan, bukan karena nggak bagus yah, saya punya kelemahan jika membaca melalui gadget, daya tahan mata saya sangat minim. Begitu mendekati masa PO, semakin gencarlah dipromote buku ini dan beberapa teman meminta bantuan saya untuk ikut PO. Rumah saya biasa menjadi tempat transit untuk buku – buku PO (demi gratis ongkir), jadi yah sekalian bantu teman, saya pun ikut membeli bukunya. Lho kenapa mukadimahnya panjang banget?
Sinopsis
Persahabatan antara laki – laki dan perempuan kalau nggak berakhir pacaran yah ditinggal nikah duluan. Aku ingat pertama kali kesini bareng Arga. Waktu itu aku belum lama ditempatkan di divisiku. Arga langsung cepat akrab denganku, lalu mengajakku kemari. Mungkin itu pertama kali aku sadar akan cocok sama dia. Mulai dari bicara soal risk management dan segala perhitungannya yang jelimet, sampai membahas film favorit masing – masing. That’s the beginning of our friendship. Yang aku ingat tempat ini menjadi salah satu tempat nongkrong favorite kami.
And now I’m here. With another best friend. In a different situation. Without him.
“Lo tau kenapa gw sempat mikir Arga was the one for you? Karena gue tau lo, Alyanata. Nggak banyak cowok yang bisa dapat perhatian lo. Dari luar, appearance lo nyaris tanpa cela. Secara karier dan pekerjaan, lo bahkan berhasil dapat posisi jauh lebih baik dibanding orang lain seumuran lo. Lo kalem dan terkendali, kesamaan yang gue lihat pada Arga. Makanya gue sempat mikir emang udah takdir kalian buat ketemu, berteman dekat, dan….”
“Nggak berjodoh” potongku dengan senyum pahit. ”Takdir gue dan dia cuma berteman, Fan. Gue hanya pernah berharap lebih.”
Sebenarnya harapan itu masih ada, at least sampai di parkiran malam itu.
Review
Saya membaca buku ini dalam kondisi kangen. Bukan kangen sama orang, tapi kangen sama suasana kerja dan kehidupan Sudirman dan sekitarnya (nggak kangen sama kerjaannya). Dan hasilnya, saya suka dan mengobati rasa kangen saya.
Buku ini tuh khas chikit banget, metropolitan lifestyle, light, dan bikin giggling sendiri. Buku ini menggunakan dua POV dari tokohnya, Radit dan Alya, which is salah satu favorite saya dalam membaca, karena saya bisa tau isi pikiran dari kedua tokohnya. Penggambaran tentang pekerjaannya detail banget, saya bisa membayangkan gimana rasanya jadi banker atau konsultan. Ada kata – kata Radit yang familiar di telinga saya, karena sering mendengar itu langsung.
Kalau hasilnya kayak gini, ngapain mereka cape – cape ngebayar kita disaat mereka bisa ngerjain dan ngitung sendiri.
Konflik dari buku ini mostly datangnya dari hati dan diri sendiri. Apa ada pengaruh dari luar? Yah, baca sendiri buku ini untuk tau detailnya.
Mengenai karakter, Radit disini digambarkan sebagai sosok yang high quality, cakep, pintar , kaya, good background dan suka olahraga. Pokoknya husband material banget. Untuk Alya, awalnya saya dibuat sedikit kesal, kok kesannya dia susah banget sih buat move on, padahal di depannya ada sosok lelaki seperti Radit. Well, namanya juga urusan hati yah, lebih rumit dari rumus matematika. Tapi diluar itu karakternya Alya tuh flawless banget, kuat tapi lembut, punya pendirian dan full of love.
Hati seseorang tidak seperti model matematika. Kalau judgment nya merusak hasil, bisa diperbaiki rumus dan metodenya.
Hal yang saya suka pada buku ini adalah latar belakang temanya. Dimana tokoh yang kelihatannya sempurna, husband and wife material, cukup umur tapi masih single dan belum menikah. Karena menurut saya itu pilihan, kita berhak memilih dan memutuskan kapan untuk berkomitmen. Masalah hati is not as simple as that.
Ah, ada hal menarik lain di buku ini Radit’s geng is kinda something. Persahabatan Alya dengan Fanny juga menarik untuk disimak.
Namun, ada hal yang saya kurang suka pada buku ini, penyebutan brand yang sering kali berulang, mungkin juga pengaruh brand sepatu yang dipakai Radit merupakan kompetitor dari tempat saya bekerja (lho). Saya juga menemukan beberapa typo dan kata – kata yang tidak konsisten.
Terlepas dari semua itu, saya suka dengan buku ini, dan saya rekomendasikan untuk kamu yang mau jalan – jalan ke SCBD, menyusuri kehidupan banker dan konsultan, serta ikut menemani perjalanan hati mereka.
Sekali lagi, selamat untuk kelahiran ‘anak’ pertamanya kak Ayoouu well done. I will wait for your next book.
World is Big, kita ajah yang mainnya kurang jauh